Selasa, 28 Januari 2014
Tanggal 22-12-2013
Hai guys , gue intan amalia.. gue mau share “CERITA PENDEK” nih.. seru looh , cukup mengharukan sih.. and nggak
banyak ceritanya.. singkat , jelas , and padat.. Ini dia
, cekidot \=D/
"PENGORBANAN SEORANG IBU TERHADAP ANAKNYA MESKIPUN BERSIFAT BURUK"
"PENGORBANAN SEORANG IBU TERHADAP ANAKNYA MESKIPUN BERSIFAT BURUK"
Rasa sedihnya disebabkan karena anaknya mempunyai tabiat
yang buruk, yaitu suka mencuri , berjudi, mengadu ayam, dan banyak lagi
kebiasaan buruk lainnya, yang membuat sang Ibu tadi seringkali menangis
meratapi nasibnya. Namun Ibu tua itu selalu berdo’a, “Ya Allah, tolong Engkau
sadarkan anakku yang sangat kusayangi , agar dia tak berbuat lebih banyak lagi
dosa-dosa. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan anakku bertobat, sebelum aku
mati Ya Allah”.
Sayangnya makin lama anaknya semakin larut dengan
perbuatan buruknya. Sangat sering dia keluar masuk penjara karena kejahatan
yang dilakukannya.
Pada suatu hari dia kembali mencuri di sebuah rumah
penduduk suatu desa. Tapi malang nasibnya dia tertangkap oleh penduduk yang
kebetulan sedang lewat. Kemudian dia dibawa ke hadapan Raja untuk diadili
sesuai dengan kebiasaan hukum di Kerjaan tersebut. Setelah ditimbang
berdasarkan sudah terlalu seringnya ia mencuri, maka tanpa ampun si anak tersebut
dijatuhi hukuman pancung. Pengumuman hukuman itu disebarkan ke seluruh desa, hukuman
pancung akan dilakukan ke esokan harinya di depan penduduk desa dan kerajaan
tepat saat suara bedug Dzuhur.
Berita hukuman pancung itu sampai juga ke telinga sang
Ibu. Dia menangis, meratapi anak yang sangat dikasihinya itu. Sembari berlutut
dia berdo’a kepada Tuhan, “Ya Allah , ampunilah Anak Hamba. Biarlah HambaMu
yang sudah tua renta ini yang menanggung dosa dan kesalahannya”. Dengan
tertatih-tatih dia mendatangi Raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan, tapi
keputusan sudah bulat, si anak tetap harus menjalani hukuman pancung. Dengan
hati hancur si Ibu kembali ke rumah. Tidak berhenti dia berdo’a supaya anaknya
diampuni. Karena kelelahan dia tertidur dan bermimpi bertemu dengan Tuhan.
Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan untuk
menjadi tempat eksekusi, rakyat berbondong-bondong untuk menyaksikan hukuman
pancung tersebut. Sang Algojo sudah siap dengan pancungnya, dan si anak tadi
sudah pasrah menantikan saat ajal menjemputnya. Terbayang di matanya wajah
ibunya yang sudah tua, tanpa terasa dia menangis menyesali perbuatannya.
Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu
yang ditentukan, suara bedug tanda masuk waktu dzuhur tidak juga berbunyi.
Suasana mulai berisik, sudah lima menit lewat dari waktunya.
Akhirnya didatangi salah satu ta’mir masjid yang
bertugas manabuh bedug. Dia juga mengaku heran, karena sudah dari tadi dia
menabuh bedug tapi suaranya sangat kecil.
Ketika mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba dari
sela-sela sambungan kulit bedug mengalir darah, darah tersebut datangnya dari
dalam bedug. Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang mencoba membuka kulit bedug.
Tahukah anda apa yang terjadi ? Ternyata di dalam bedug itu ditemui tubuh si
Ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah.
Dia menahan kulit bedug dari dalam yang mengakibatkan
bedug tidak berbunyi nyaring yang bisa sampai terdengar dari sekitar tempat
eksekusi hukuman pancung, sebagai gantinya kepalanya yang hancur.
Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk
dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya
yang sudah dikeluarkan. Dia sangat menyesali dirinya yang selalu menyusahkan
ibunya. Ternyata malam sebelumnya si Ibu dengan susah payah masuk kedalam bedug
Masjid, untuk menghindari hukuman pancung anaknya.
Demikianlah , sangat jelas kasih seorang Ibu untuk
anaknya, betapun jahatnya si Anak. Marilah kita mengasihi orang tua kita
masing-masing , selagi kita masih mampu karena mereka adalah sumber kasih Tuhan
bagi kita di Dunia ini. Amin.
Bye.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar